- Hendaklah berdandan yang pantas.
- Hendaklah berdandan dengan sopan. dan sederhana.
- Hendaknya tidak menjadikan rambut berkepang-kepang.
- Hendaklah tidak memakai emas, mutiara atau pakaian mahal-mahal.
- Hendaklah berdandan dengan perbuatan baik.
- Menerima ajaran dari Tuhan dengan patuh.
Efesus sebagai pusat theater membuat bisnis hair dressing sesuatu yang menarik terlebih-lebih menghubungkan penampilan rambut dengan status sosial dan trend rambut sebagai indikator wanita modern yang tidak ketinggalan zaman. Apakah urusan rambut sudah menjadi gosip dan rumor yang menarik dan menghabiskan banyak hal terbuang sia-sia termasuk saat beribadah?
Paulus mengigatkan yang terutama adalah berbuat baik dan itulah yang berguna dalam beribadah. ( Mat 4:45)
Efesus terkenal dengan penyembahan dewi Artemis dan dewi Diana yang melibatkan wanita sebagai “pelacur bakti”, seperti yang pernah terjadi di Israel ( 1 Raj 14:25;15:12) yang ditentang oleh Tuhan.
Pelacur bakti memiliki posisi khusus dalam ibadah terhadap dewi Artemis dan Diana. Ditengah populernya pelacur bakti, hadir jemaat di Efesus dengan sejumlah aktivis jemaat dari kelompok wanita. Sebagai jemaat diaspora, Paulus memberikan perhatian khusus mengatur etika agar memberikan kesaksian yang benar di kota Efesus. Saran dan nasehat ditengah maraknya “pelacur bakti” dengan maksud antara lain :
- Tidak ada warga kota Efesus yang berlatar belakang “budaya Efesus” hadir berjemaat di gereja Efesus dan mencari atau beranggapan ada “pelacur bakti” di jemaat.
- Diterimanya tata cara ibadah jemaat Efesus oleh jemaat di kota lain.
- Mendidik wanita mengenal etika berjemaat dan berkeluarga.
- Ibadah menjadi kesaksian warga Efesus.
- Mendorong agar lebih menghayati makna dan aktivitas ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar