Pengelompokan dalam pemuridan Yesus berarti adanya sejumlah kelompok dalam penbinaan yang dilakukan oleh Yesus. Dalam Alkitab ada kelompok tiga murid Yesus, kelompok 12 murid Yesus, kelompok 70 orang murid Yesus dst hingga pernah melayani 5000 orang laki-laku saja sampai kemalaman dan perut peserta pemuridan mulai lapar.
Kelompok murid Yesus berarti sekelompok orang yang menempatkan Yesus sebagai guru yang merupakan satu kesatuan orang pengikut Yesus dengan minat yang sama yang bekerja untuk mencapai satu tujuan, belajar kepada Yesus. Yesus bersama kelompok murid-murid yang berjumlah dua belas orang, Yesus melayani individu apakah pria atau wanita, apakah kaya atau miskin, apakah sakit atau sehat, apakah anak-anak atau orang dewasa.
Yesus pun melakukan pengutusan dan penugasan para murid berdua-duaan. Menurut Gangel ada tiga hal utama dalam sebuah kelompok. Hal itu adalah :
Kelompok murid Yesus berarti sekelompok orang yang menempatkan Yesus sebagai guru yang merupakan satu kesatuan orang pengikut Yesus dengan minat yang sama yang bekerja untuk mencapai satu tujuan, belajar kepada Yesus. Yesus bersama kelompok murid-murid yang berjumlah dua belas orang, Yesus melayani individu apakah pria atau wanita, apakah kaya atau miskin, apakah sakit atau sehat, apakah anak-anak atau orang dewasa.
Yesus pun melakukan pengutusan dan penugasan para murid berdua-duaan. Menurut Gangel ada tiga hal utama dalam sebuah kelompok. Hal itu adalah :
- Ada ketertarikan yang menyatukan orang dalam kelompok hingga dapat bersatu.
- Adanya persatuan dalam kelompok dan mampu mencari dan membangun hubungan dengan orang lain.
- Menpunyai tujuan yang sama sehingga mengikat, menguatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Teori Motivasi
- Tiori Kognitif
- Potensi penghalang pada pembelajaran kooperatif.
Mengapa Yesus berhasil membangun kelompok duabelas murid dan mengalami perkembangan pesat? Apakah yang Yesus kerjakan dalam program pemuridan yang dilakukan-Nya?
Yesus mengikuti agenda yang sudah dirancang dan ditetapkan oleh Bapa. ( Yoh 4:34; Mat 26:39) Dalam sebuah agenda Bapa, tentu di dalamnya ada agenda pemuridan. Yesus serius dengan kurikulum yang dirancang Bapa dan berjalan dalam agenda dan kurikulum dari Bapa. Materi pelajaran sesuai dengan kebenaran dan kehendak Bapa dilaksanakan sehingga agenda yang paling dramatis yaitu mengunakan media diri-Nya sendiri sebagai model pembelajaran, Ia dengan sadar menyerahkan nyawaNya disalibkan untuk menanggung dosa dunia dan barang siapa percaya mendapatkan pengampunan dosa. ( Kis 10:43)
Yesus dalam membina kelompok murid-murid, Ia membangun suasana kelompok yang positif dan mengurangi ketegangan dan serangan terhadap pribadi, polarisasi dan permusuhan. Matius 18:1 sebagai contoh kemampuan Yesus mengelola kelompok binaan-Nya dan membangun para murid untuk tetap bersama-sama melayani.
Yesus mampu menganalisa masalah, menetapkan kreteria bagi sebuah masalah dan menemukan solusi yang tepat sekaligun menuntun murid semakin bijaksana.
Yesus menjalani hidup bersama dengan murid-Nya dan selalu mengawasi dan melakukan evaluasi. Permasalahan yang dihadapi membentuk kelompok pemuridan Yesus semakin kokoh. Saat perahu yang ditumpangi para murid, Yesus dapat tidur di kapal. Ia menikmati kedamaian saat badai menerpa.
Yesus memberikan evaluasi, memberikan pengajaran dan membuat para murid makin bertumbuh dalam mengenal kasih, kedamaian dan kuasa Allah sekaligus membangun dan meneguhkan iman para murid.
Dalam pemuridan Yesus semua anggota kelompok dapat perhatian dari Yesus, bahkan Yudas diperhatikan oleh Yesus sekalipun tidak layak menjadi murid Yesus. Yesus memberikan kebebasan tanpa mengikat para murid tetapi para murid mengetahui dengan jelas peranannya dalam kelompok. Dalam keberagaman peran, kesatuan kelompok murid dapat dipeliharaan keutuhannya.
Murid-murid Yesus bukanlah bebas dari masalah. Persaingan, konflik terjadi tetapi Yesus Sang Guru dengan sabar, tenang juga tegas menegur dan menasehati. Yesus mengigatkan semua anggota kelompok pemuridan yang dipimpinNya supaya merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil.
Melalui kelompok yang dibinaNya, dengan jumlah kelompok yang dibatasi, maka diskusi kelompok dan adanya gugus tugas penyelesian suatu kasus semakin baik. Dalam kelompok pengajaran setiap anggota kelompok akan lebih banyak belajar dari dan bersama sama anggota kelompoknya dan para murid bertumbuh dalam saling memberi, saling melengkapi sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan harapan bersama, termasuk harapan sang Guru, yakni Yesus Kristus Tuhan.
Yesus tidak terbius dengan kelompok besar tetapi fokus terhadap kelompok duabelas orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar