Penulis kitab Roma menyatakan bahwa mereka memiliki keyakinan bahwa manusia dibenarkan oleh iman dan bukan oleh hukum Taurat. Siapakah mereka itu? Bukankah dalam Roma 1:1 dijelaskan bahwa yang memberikan pernyataan adalah Paulus? Kitab Roma menjelaskan mereka yang bersama Paulus saat Paulus menulis kepada Jemaat di Roma. Bagaimana mereka yang terdiri dari Timotius, Lukius, Sosipater, Tertius, Gayus, Erastus dan Kwartus mau terlibat dalam proyek penginjilan Paulus? Apakah mereka dibiayai oleh Paulus untuk membantu misi perkabaran Injil? Bukan mereka semua adalah warga negara Roma yang berasal dari kalangan terkemuka dan memiliki status sosial dan ekonomi yang cukup tinggi ( Roma 16:21-23)
Mengapa mereka mau ikut terlibat dalam kegiatan Paulus, bukankah mereka adalah orang yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk berkarya di bidangnya masing-masing? Apakah karena mereka warga negara Romawi maka mereka antusias dengan jemaat di Roma, atau memang sudah memiliki profesi penginjil yang bergerak di wilayah otoritas kerajaan Romawi sekalipun memiliki profesi lain selain sebagai penginjil?
Adakah hubungan antara kegiatan perkabaran Injil yang dilakukan Paulus dengan team kerjanya dengan keyakinan mereka bahwa manusia dibenarkan oleh iman sampai sampai profesi penginjil seolah-olah adalah profesi utama dalam kehidupan mereka? Bagaimanakah sehingga mereka menjadi rekan kerja Paulus, semata-mata karena keyakinan bahwa manusia dibenarkan oleh karena iman bukan karena hukum Taurat?
Apakah pandangan mereka tentang manusia, iman, hukum Taurat serya dibenarkan Allah sehingga mereka bersama-sama ikut serta dalam membuat surat kiriman Paulus kepada jemaat di Roma?
Pandangan terhadap manusia.
Kata manusia untuk pertama kali hadir dalam kitab Roma terdapat dalam Roma 1:18 dengan bunyi:" Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, memindas kebenaran dengan kelaliman". Apakah hanya karena manusia mengantikan kemuliaan Allah dengan gambaran yang fana? ( Roma 1:23) Apakah karena manusia menghakimi orang lain sekalipun dirinya sendiri juga adalah pelanggar hukum juga? ( Roma 2:1) Apakah disebabkan manusia adalah pembohong? ( Roma 3:4) Apakah karena manusia dianggap telah menjadi hamba kedurhakaan dan kecemaran? (Roma 6:19) Apakah disebabkan manusia berbantah dengan Allah? ( Roma 9:20) Ataukah hanya karena manusia dinilai tidak mengasihi sesama manusia? ( Roma 13:8,9,10)
Apakah kaitannya antara keadaan manusia seperti alinea di atas dengan tindakan rekan-rekan Paulus mengabarkan Injil? Bukankah manusia adalah makhluk yang berdosa dan berada di bawah murka Allah? Bukankah Paulus sebagai pemimpin misi menyatakan bahwa di dalam aku sebagai manusia tidak ada yang baik ( Roma 7:18) dan menyatakan dirinya manusia celaka!? ( Roma 7:24) Mengapa Paulus masih mau melakukan proyek mengabarkan Injil Kerajaan Allah jika ia manusia celaka?
Tetapi Paulus bersyukur kepada Tuhan Yesus yang melepaskan dari "manusia celaka" ( Roma 7:25) sehingga ia memutuskan untuk melayani Allah dengan akal budi bahwa ada keselamatan dalam Yesus, sekalipun tubuhnya masih tak dapat dilepaskan dari perbuatan yang disebut dosa. ( Roma 7:26) Jika Paulus bersyukur karena Yesus membebaskan dari manusia celaka maka ia dengan akal budinya memberitakan Injil kristus, apakah yang menjadi dasarnya ia bersyukur? Apakah karena disebabkan menjadi manusia yang berbahagia sebab kesalahannya tidak diperhitungkan? ( Roma 4:8) Apakah karena melalui percaya Yesus maka dosa hilang kuasanya? ( Roma 6:6) Apakah karena Paulus mendapat kasih karunia yang sedemikian sehingga menjadi seorang rasul yang harus memberitakan Injil? ( Roma 1:1, 12:3a) Ataukah karena berutang kepada semua orang mengigat latar belakangnya sebagai penganiaya orang Kristen? ( Roma 1:14-15) Mengapa ada banyak alasan Paulus memberitakan Injil? Dasar yang kokoh adalah keyakinan Paulus yang beriman kepada Yesus sebagai Juru-Selamat semua orang termasuk yang dianggap tidak layak, yakni dirinya sendiri.
Iman dan Hukum Taurat.
Paulus memiliki keyakinan bahwa manusia dibenarkan oleh karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Mengapa Paulus memiliki kesimpulan manusia dibenarkan karena iman dan iman seperti apakah yang dimaksud? Bukankah bila diamati, kata iman yang dipakai adalah berbentuk kata benda? Bagaimana sebuah kata benda yaitu iman dapat menyelamatkan, sedangkan perbuatan yang bersifat tindakan sebagai suatu yang mengarah kepada kerja, tidak dapat menyelamatkan?
Mengapa tindakan melakukan hukum Taurat menyebabkan menjadi tidak benar? Apakah orang yang giat menegakkan hukum Taurat akan giat mengajar Taurat kepada orang lain tetapi sang pengajar tidak mampu melakukan apa yang diajarkan dengan sepenuhnya? ( Roma 2:2)
Bila manusia tidak sanggup melakukan hukum Taurat, mengapa harus ada hukum Taurat? Apakah sebenarnya yang dicari Tuhan dengan memberikan hukum Taurat kepada manusia lewat bani Israel melalui Musa?
Dalam kitab Imamat 11:45 dijelaskan bahwa Allah yang kudus telah menuntun Israel keluar dari Mesir melalui Musa. Allah berkali kali menegaskan bahwa Diri-Nya adalah kudus dan menghendaki bangsa Israel kudus, dan memberikan firman-Nya, ( Imamat19:2, 20:7; Ulangan 28:9, 33:3) dan firman-Nya yang disampaikan melalui Musa adalah hukum Taurat.
Bila hukum Taurat mengarahkan umat menjadi kudus, mengapa justru hukum Taurat jadi jatuh dalam dosa? Bukankah mereka berusaha berpegang pada perintah Tuhan dan berjuang menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (Ul 28:9) Bukankah dalam hukum Taurat ada peluang memperoleh pengampunan bila berbuat dosa? (Imamat 4,5,6,19) Bukahkan melalui pengampunan, maka dosa diampuni dan menjadi umat yang kudus?
Bila menengok sejenak praktek praktek keagamaan penganut Taurat, baik yang terdapat di dalam Perjanjian Lama, maka akan dijumpai antara lain:
- Bangsa Israel melakukan Taurat secara lahiriah saja. Hatinya menjauh dari TUHAN dan ibadahnya hanyalah perintah manusia yang dihafalkan. ( Yesaya 29:13) Mengapa terjadi? Hukum Taurat di rumuskan kembali melalui penafsiran dan mereka berpegang teguh pada penafsiran dan dilekatkan kepada tradisi, adat istiadat.
- Menolak mendengarkan firman Tuhan. ( Yeremia 11:10)
- Beribadah hanya rutinitas, tidak ada luapan sukacita. (Mazmur 100:2)
- Beribadah menjalani Taurat dengan rasa takut akan Tuhan, setia dan segenap hati. (1 Sam 12:24)
- Acapkali meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada ilah lain. ( Yer 13:10,16:11, 22:9; 2 Raj 21:13)
- Membangkitkan kecemburuan, beribadah kepada TUHAN ALLAH dan ilah lain. (Yeh 20:39)
- Bibir yang tidak bersih menurut pemandangan Tuhan, sekalipun menghiasi bibirnya dengan ucapan tentang hukum-hukum Taurat. (Zefanya 3:9)
- Membebankan aneka peraturan untuk orang lain atas nama Taurat tetapi, ia sendiri tidak melakukannya. ( Mat 23:4)
- Penganut Taurat tergelincir mencari kehormatan, kedudukan dan pengaruh di masyarakat serta legitimasi ( Mat 23:5-7,11)
- Menyalah-gunakan hukum Taurat hingga menjatuhkan diri kepada kemunafikkan. (Mat 23:13-15)
Bukankah dalam Roma 4:3 disebutkan bahwa Abraham sebagai yang diperhitungkan orang benar karena iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Apakah ayat tersebut justru memperjelas Roma 4:2 menyatakan bahwa Abraham jika dapat dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar bermegah. Abraham dibenarkan semata-mata karena iman kepada TUHAN ALLAH. Kebenaran karena Iman adalah bentuk kasih karunia? ( Roma 4:6) Karena beriman maka Abraham bertindak melakukan sesuatu dan dibenarkan dan bukan karena melakukan sesuatu Abraham berkenan kepada Allah.
Bukankah Abraham percaya bahwa Allah sendiri telah menyediakan Domba pilihannya sendiri yang kemudian dipertegas oleh Yohanes Pembaptis?
Kitab Roma 5:1 menyatakan karena iman kepada Yesus maka dibenarkan. Roma 3:25 bukankah menyatakan bahwa iman harus diletakan dan difokuskan kepada Yesus yang adalah ditentukan Allah menjadi jalan perdamaian dalam darah-Nya? ( Rm 3:25) Bukankah Roma 10:17 mempertegas bahwa hanya karena mendengar dan menerima kebenaran Firman Allah maka kita memiliki iman yang benar oleh karena Kristus? ( Roma 10:17)
Roma 9:32, bukankah mengajarkan kepada kita dengan contoh yang jelas bahwa Israel mengejar perbuatan maka tersandung, sebab kebenaran harus melalui iman? Bukankah melalui iman menjadi anak Allah dan seorang anak adalah seorang ahli waris dari segala janji-janji Allah ( Roma 8:17) karena berada di bawah kasih karunia Allah? ( Roma 6:15)
Manusia dibenarkan oleh iman adalah suatu landasan yang kokoh dan memberi kontribusi sangat kuat kepada Paulus dan rekan-rekannya untuk memberitakan berita kebenaran hanya melalui iman kepada jemaat di Roma. Siapa yang percaya kepada Yesus sebagai pendamai antara manusia dengan ALlah dan menerimanya dengan iman maka beroleh kasih karunia dan keselamatan. Bukankah tidak ada orang yang naik ke sorga untuk membawa Yesus turun? ( Roma 10:6) tetapi Yesus turun dari sorga untuk membawa kita masuk dalam sorga, kerajaan Allah Yang Maha Mulia.
Sumber: http://weruah.wordpress.com/2009/10/28/dibenarkan-oleh-iman-berdasarkan-kitab-roma/
Publikasi: Wed, 28 Oct 2009 06:41:50 +0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar