Gereja dan Penegakan Hak asasi manusia diterbitkan oleh penerbit Kanisius, Yogyakarta. Buku ini disunting oleh Ruddy Tindage dan Rainy MP Hutabarat. ISBN 978-979-21-1932-9.
Asmara Nababan menyatakan kalau kita melihat gereja pada rezim orde baru ada kecenderungan Gereja untuk "berbaik-baik" dengan rezim dapat menjamin kepentingan gereja tersebut. Itu alasannya gereja seakan-akan tidak melihat berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sekitarnya yang dilakukan rezim. Kalaupun gereja mengetahuinya, gereja memilih diam, agar tidak menimbulkan gesekan dengan penguasa.
Buku ini berkisar kepada refleksi teologis tentang HAM; sejarah HAM dan hubungannya dengan Kekristenan; upaya-upaya gereja dalam penegakan HAM. Penegakan mengasumsikan "upaya" atau "kerja" gereja. Penulis mengharapkan agar adanya inspirasi dan dorongan kepada gereja-gereja untuk memperbaharui bukan saja cara-cara menjadi gereja di tengah-tengah masyarakat majemuk yang rentan terhadap kekerasan identitas serta terpuruk oleh kemiskinan dan rentetan bencana alam, tetapi juga teologi dan atau ajarannya yang merendahkan orang lain.
Buku ini diharapkan penulis memperkaya dan mendorong pengembangan wacana tentang Kekristenan dan HAM. Masyarakat diharapkan mengetahui dan belajar dari kasus-kasus HAM yang telah terjadi dan menjadi penghormatan atas HAM sebagai praksis hidupnya.
Bernard Adeney, "Bukan pemerintah yang seharusnya menentukan ajaran agama yang benar dan layak memakai ruang publik. Pemerintah bukan ahli agama dan tidak mampu memutuskan tentang kegiatan agama yang mana "benar" atau "salah". Memang pemerintah Indonesia tidak netral tentang agama oleh karena sudah menentukan agama-agama yang mana diakui resmi dan sesuai dengan Pancasila dan mana yang tidak"
Hak asasi manusia yang menjadi sorotan dalam buku ini adalah:
- Perlunya prioritas dalam memperjuangkan HAM.
- Jeritan para korban mengemakan panggilan Tuhan.
- Cakrawala holistik memperkaya cakupan HAM.
- Tiga poros kekuasaan yang perlu diwaspadai : Komunitas, Pasar, dan Negara
- Perlunya Self-criticism Gereja.
Publikasi: Fri, 21 Jan 2011 22:46:32 +0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar