Jesus Among Other Gods: The Absolute Claims of the Christian Message adalah judul asli dari karya tulis Ravi Zacharias. Buku ini telah diterjemahkan oleh Grace P. Christian dan diterbitkan oleh Pionir Jaya dengan ISBN: 979-542-176-X.
Buku ini lahir dari pergumul theologi di Asia terutama India, tempat kelahiran penulis. Penulis adalah direktur dari Ravi Zacharias Ministries. Penulis menjadi Kristen saat berada di rumah sakit setelah usaha bunuh diri yang gagal.
Ravi menemukan jawaban dalam Kristus terhadap kekosongan yang dijalaninya. Melalui buku ini, penulis memberitahukan keunikan iman Kristen. Dia kemudian melanjutkan dengan argumen dan bukti dari kebenaran klaim Yesus setelah membandingkan dengan jawaban dari para pendiri agama Buddha, Hindu, dan Islam....yang ada di India.
Mengigat latar belakang sejarah Indonesia yang sejak ribuan tahun yang lampau telah memiliki keterkaitan sejarah dengan India maka tulisan penulis ini sesuai dengan konteks kemajemukkan yang ada di Indonesia.
Zacharias memberikan penjelasan apologetika yang membuktikan keunggulan Kristen atas agama-agama lain, dengan memberikan tinjauan pribadi terhadap ajaran Budha, Islam dan Hindu. Dia menyatakan bahwa agama-agama lain lebih rendah karena utusan mereka (Buddha, Muhammad, dll) tidak ilahi. Tidak peduli bahwa mereka menunjuk jalan ke ilahi - mereka tidak sendiri ilahi, sehingga ajaran mereka lebih rendah!
Salah satu bukti bahwa Yesus sendiri adalah ilahi adalah bahwa ia bangkit dari kematian, melupakan (atau mungkin tidak menyadari) bahwa motif dewa dikorbankan cukup umum di dunia dan mitologi dewa lainnya juga telah bangkit dari kematian. Bukti-Nya pada akhirnya bermuara pada "Yesus adalah Anak Allah karena dia bilang begitu."
Buku ini memberikan pengertian mendalam bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, gelar bagi Firman yang mengenakan daging dengan menunjukkan bagaimana berdiri dalam aneka ujian kebenaran di zaman kemajemukan.
Penulis menunjukkan pentingnya sikap terbuka, berdialog dengan ramah kepada para penentang dan yang menolak keutamaan Yesus sebab TUHAN dengan mengembangkan toleransi yang berlaku di postmodernisme.
Postmodernisme yang dimaksud penulis adalah kita hidup di suatu zaman tempat Anda boleh mempercayai apa pun, sepanjang Anda tidak mengakuinya sebagai kebenaran. Dengan dalih "toleransi", budaya postmodern kita merangkul segala sesuatu mulai dari mistisisme Timur sampai spiritualitas misal New Age.
Zacharias menyajikan perbedaan yang jelas antara siapa Yesus berkata Dia dan bagaimana Yesus menjalani hidup-Nya, kontras dengan kehidupan dan klaim dari para pemimpin agama lainnya.
Fokus dari buku ini adalah respon khas Yesus terhadap persoalan identitas dan asal. Sungguh tidak masuk akal menerima segala sesuatu yang rohani tanpa mempertanyakan, bukankah dalam setiap ajaran bila dengan cermat dipelajari dan diteliti ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain? Tidak mungkin semua agama itu benar, namun ada satu Oknum di dalam lintasan sejarah manusia menyatakan bahwa Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup.
Tak lupa, penulis menekankan tiga aspek yang sangat fundamental dalam Kekristenan dan pluralisme, seperti:
- Apakah semua agama secara fundamental sama?
- Apakah yang Yesus klaimtentang diri-Nya sesuatu Kebenaran?
- Apakah seseorang dapat mempelajari kehidupan Kristus dan membuktikan bahwa IA adalah jalan, kebenaran dan hidup?
- Memanjat tembok raksasa.
- Memperkenalkan rumah surgawi.
- Anatomi iman dan pencarian rasio.
- Kenikmatan bagi jiwa.
- Allahkah sumber dari penderitaanku?
- Ketika Allah berdiam diri.
- Adakah seorang penjaga taman?
Agama, Anda dapat menahan apa pun, asalkan Anda tidak membawa Yesus Kristus ke dalamnya. Bagaimana seseorang, dengan suasana seperti ini, mengkomunikasikan pesan Yesus Kristus, di mana Kebenaran dan kemutlakan tidak hanya diasumsikan, tetapi berkelanjutan? " Terutama membantu adalah diskusi penulis dari penjelasan untuk kejahatan dan penderitaan.
Setiap pandangan dunia harus memberi pertanggungan jawab, dan perspektif Kristen berdiri sebagai unik dan koheren bila dibandingkan dengan pemikiran keagamaan fatalistik atau pesan membingungkan dari panteisme.
Akhir kata, penulis menyatakan bahwa kita dapat berbeda kepercayaan (world-view) tanpa kemarahan dan pertikaian. Apa yang saya percayai, sungguh-sungguh saya imani. Dan itulah sebabnya saya menulis buku ini. Sama halnya, segala sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan saya, harus saya pertanyakan.
Penulis berharap agar Anda sang pembaca buku dapat menilai berita Kristen berdasarkan kebenaran, bukan berdasarkan mood zaman. Mood zaman berubah dan Kebenaran tidak.
Yesus adalah Kebenaran adalah sesuatu menantang setiap manusia yang berjumpa dan berhadapan dengan-Nya dan setiap orang diberikan kebebasan untuk menerima dan atau menolak pernyataan "Yesus adalah Kebenaran" untuk sepanjang masa dari kekal sampai kekal.... Dia Hakim yang akan menghakimi semua yang hidup dan mati.
Publikasi: Thu, 30 Aug 2012 06:04:48 +0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar