Teks di atas adalah kondisi manusia di akhir zaman sebelum lenyapnya langit dan bumi. Kejahatan bertambah-tambah dan banyak orang yang kehilangan kasih. Hanya kekuatan kasih yang berdasarkan kasih ALLAH memungkinkan orang dapat mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Kejahatan menjadi fenomena sehari-hari, keadilan adalah sesuatu yang mahal membutuhkan uang, kekuasaan untuk mendapatkan keadilan.
Kejahatan saat ini bukanlah hanya didominasi orang dewasa saja melainkan juga anak-anak sekolah sehingga hadirlah lembaga pemasyarakatan anak-anak, namun Lembaga Pemasyarakat anak-anak perlu ditambah baik secara kualitas maupun kuntitasnya sekalipun hanya sebagian kecil saja kejahatan anak-anak yang dibawa masuk ke ranah pengadilan yang menyebabkan anak tersebut menjadi anak negara karena tindakan kejahatan.
Bukankah anak negara di Lembaga Pemasyarakat diisi oleh berbagai agama yang dianutnya? Bagaimana para pemimpin agama memberikan pembinaan? Tentu saja di dalamnya terlibat para guru yang mengajar para pelajar tersebut.
Berbuat jahat adalah suatu tindakan yang dipengaruhi karakter orang tersebut.
Pemerintah yang diwakili Departemen Pendidikan melakukan tindakan pencegahan untuk membendung tingkat kejahatan dengan membuat pendidikan karakter sesuai tuntutan Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri peserta didik untuk lebih maju. menurut para ahli ada beberapa pengertian yang mengupas tentang definisi dari pendidikan itu sendiri diantaranya adalah menurut John Dewey, pendidikan adalah merupakan salah satu proses pembaharuan makna pengalaman. Tokoh pendidikan Kristen juga memberikan aneka batasan tentang pendidikan dalam sudut pandang Kristen, antara lain:
Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri peserta didik untuk lebih maju. menurut para ahli ada beberapa pengertian yang mengupas tentang definisi dari pendidikan itu sendiri diantaranya adalah menurut John Dewey, pendidikan adalah merupakan salah satu proses pembaharuan makna pengalaman. Tokoh pendidikan Kristen juga memberikan aneka batasan tentang pendidikan dalam sudut pandang Kristen, antara lain:
- Werner C. Graendorf menyatakan pendidikan adalah untuk membimbing individu-individu pada semua tingkat perkembangannya, dengan cara pendidikan kontemporer, menuju pengenalan serta pengalaman akan tujuan serta rencana Allah dalam Kristus melalui setiap aspek kehidupan, dan juga untuk memperlenkapi mereka demi pelayanan yang efektif.
- James D. Smart menyatakan tujuan kita mengajar agar melalui pengajaran kita, Allah dapat bekerja di hati mereka yang diajar, untuk menjadikan mereka murid-murid yang menyakinkan baik dengan kata-kata maupun perbuatan di tengah-tengah dunia.
- Thomas H. Groome Pendidikan Kristen sesuatu interdisipliner termasuk teologi agar Kerajaan Allah hadir di bumi.
Pendidikan Nasional memiliki nilai-nilai pendidikan sendiri yang bermakna dan memilki ukuran yang tepat dan akurat yang mempengaruhi pendidikan itu sendiri. Nilai-nilai itu antara lain:
- Religius;
- Jujur;
- Toleransi;
- Disiplin;
- Kerja Keras;
- Kreatif;
- Mandiri;
- Demokratis;
- Rasa Ingin Tahu;
- Semangat Kebangsaan;
- Cinta Tanah Air;
- Menghargai Prestasi;
- Bersahabat/Komuniktif;
- Cinta Damai;
- Gemar Membaca;
- Peduli Lingkungan;
- Peduli Sosial, dan
- Tanggung Jawab.
Sedangkan menurut Menurut UU no 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan berkarakter, diantaranya adalah:
- Cinta Tuhan dan segenap ciptaannya
- Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
- Kejujuran /amanah dan kearifan
- Hormat dan santun
- Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama
- Percaya diri, kreatif dan bekerja keras
- Kepemimpinan dan keadilan
- Baik dan rendah hati
- Toleransi kedamaian dan kesatuan
Adapun Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik, yang antara lain meliputi:
- Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
- Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
- Menunjukkan sikap percaya diri;
- Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
- Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
- Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
- Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
- Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
- Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
- Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
- Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
- Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
- Menghargai karya seni dan budaya nasional;
- Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
- Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
- Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
- Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
- Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
- Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
- Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
- Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pelaksanaan dan fakta lapangan Indonesia terpuruk dengan angka korupsi yang tinggi bahkan Departemen Agama menurut survei KPK menjadi departemen paling korupsi sedangkan departemen Pendidikan memiliki integritas yang tinggi sekalipun ICW menyatakan Departemen Pendidikan adalah departemen yang banyak laporan korupsi. (KPK membatasi diri dengan korupsi yang ditangani angkanya milyaran rupiah sedangkan ICW berapapun besaran nilainya diurusi)
Apakah dengan fakta lapangan bahwa Indonesia berhasil dalam membangun pendidikan karakter? Bukankah pendidikan sesuai dengan semboyan adalah tut wuri handayani, dan murid-murid diajar untuk hidup berintegritas secara tiori namun praktek melihat aneka contoh yang berbeda dengan tiori? Bukankah pendidikan sangat kental dengan lingkungan, dan sulit untuk keluar dari lingkungan? Keteladan adalah barang langka di negeri ini sehingga mudah terjerumus yang merusak integritas peserta didik sekalipun dipenuhi dengan kurikulum, sistem pengajaran , metoda pelajaran ...... yang sangat luar biasa hebatnya. Dengan membangun kurikulum pendidikan karakter namun lingkungan tidak menjadi teladan maka pendidikan karakter adalah ilusi sekalipun adalah solusi.
Pendidikan Kristen sesuai dengan ajaran Kristus berikan kepada kaisar (pemerintah) apa yan wajib diberikan kepada pemerintah dan kepada Tuhan apa yang wajib diberikan kepada Tuhan. Pemerintah dan Kristus berharap terbentuknya karakter yang tangguh dan nilai-nilai yang dikembangkan pemerintah sejalan dengan ajaran Kristus, namun Alkitab menyatakan bahwa yang benar akan semakin benar dan jahat akan semakin jahat sekalipun konsep pendidikannya sama, kurikulum seragam, metodologi diakui sahih dst.
Alkitab memberi pelajaran bagaimana murid-murid dibentuk menjadi orang yang dibenarkan oleh TUHAN dan menjadi kudus. Alkitab menjelaskan bahwa Yesus sang guru hidup bersama-sama murid-murid-Nya. Yesus telah melakukan sistem kopartner dalam dunia pendidikan. Setelah Dia bangkit dan ke sorga maka Roh Allah hadir dalam kehidupan para murid dengan hadirnya pentakosta. Roh Allah itu yang ada di dalam hidup mereka yang menuntun berjumpa dengan aneka pekerjaan yang baik yang telah disiapkan Allah untuk dikerjakan dan mereka mengerjakan dengan bimbingan Firman dan Roh Allah yang memperlengkapi dengan hikmat dan kuasa.
Berdasarkan pelajaran yang tertuang dalam Alkitab maka sistem pendidikan yang menjadikan peserta didik adalah subyek bukan obyek seperti yang tertuang dalam konsep kopartner haruslah menjadi wajah pendidikan Kristen agar mampu menjawab panggilan untuk menjadi "pencipta-pencipta sejarah" karena Kristus hadir di bumi di dalam dan melalui kita yaitu pendidik dan peserta didik. Kopartner hanyalah bagian dari proses pendidikan, seperti Yesus yang kemudian membaptis para murid dengan Roh Allah maka peserta didik selanjutnya dibawa masuk ke dalam Firman dan Roh Allah agar mereka bertumbuh dalam bimbingan Firman Allah dan Roh Allah dengan membiarkan DIA melakukan setting-setting dalam hidup kita sehingga bertumbuh dalam kebenaran dan kekudusan.
Alkitab telah memberitahukan bahwa jurang perbedaan antara kebaikan dan kejahatan akan melebar, antara kekudusan dan kecemaran akan makin jauh untuk dipertemukan sebab DIA akan datang. Berjaga dan berdoa. Maranatha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar