Matius 13:54, "Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
Pengajaran Yesus menarik perhatian orang banyak. Orang banyak melihat pekerjaan Yesus yang memiliki kepeloporan dan pembaharuan dalam memberikan pengajaran di bandingkan pengajar lainnya di Israel pada masanya. Orang banyak lebih melihat pekerjaannya, dimana apa yang dikatakan berdasarkan cerita Firman Allah nyata dalam keseharian mereka. Yesus mengajar orang banyak dan mereka menjadi takjub. Hal yang membuat takjub berdasarkan nats di atas adalah hikmat dan kuasa dalam mengajar.
Dalam masyarakat Yesus hidup, seluruh kekuasaan Yahudi terletak kepada orang Farisi, Saduki, para imam kepala dan ahli Taurat dan mereka semua terlibat aktif dalam mengajar orang Yahudi tentang banyak hal. Mereka mengajar dengan memiliki maksud diluar tujuan hakekat mengajar yakni merebut kekuasaan, pengaruh masyarakat Yahudi sebanyak-banyaknya.
Yesus mengajar tidak mencari publisitas, ketenaran dan kedudukan kuat dalam sistem sosial masyarakat. Dia datang menjadi manusia, mengajar agar manusia mengenal kebenaran dan hal yang mengagetkan bahwa Akulah Kebenaran itu sehingga bukan hanya menunjukkan kebenaran, pedoman, aturan, jalan atau Taurat melainkan AKU inilah. (Yohanes 14:6 ,"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku")
Pengajaran Yesus memiliki kesamaan dengan orang Farisi dalam hal kal vachomer, sebuah prinsip berhubungan dengan menarik kesimpulan dari sesuatu yang tidak begitu jelas sekali dari sesuatu yang nyata dan sudah diketahui.
Yesus yang lahir di lingkungan Yahudi dan sepenuhnya mengenal ajaran para rabi dan dalam mengajarnya mempunyai kesamaan dalam kesustraan para rabi. Namun persamaan ada perbedaan mendasar dalam hikmat yang disampai Yesus dengan para rabi, seperti Hillel. Yesus mengajarkan dalam cara positif sedangkan para rabi, yang dipelopori negatif. Contoh : Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat 7:12), sedangkan Hillel ,"Apapun yang membangkitkan rasa bencimu, jangan perbuat itu kepada sesamamu. Inilah isi seluruh Torah. Hikmat Yesus, dapat mengatasi jebakan yang dibuat oleh orang yang hendak menjatuhkan Yesus. Contoh : Matius 22:15-18. (15) Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. (16) Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. (17) Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (18) Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik.
Dengan hikmat-Nya, Yesus mengajar kebenaran meskipun bersumber dari rekayasa yang dibuat untuk menjebak. Hikmatnya melampaui pengertian dan pertimbangan. Dia mengenal hati/motivasi manusia yang datang kepada-Nya. Yohanes ,"3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya". Hikmat Yesus berbeda dengan manusia yang diwakili dengan orang Farisi. Yesus berasal dari sorga, Dia menceritakan sorga yang sesungguhnya karena Dia adalah Firman yang menjadi manusia. Yesus bukanlah berkata tentang sorga, kebenaran karena mimpi, penglihatan, wahyu, ilham, ... namun Dia adalah Firman dan datang dari Atas. [Yohanes 3:32-34. (32) Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas] Kuasa yang dikenal dengan mujizat menyertai dalam pengajaran Yesus. (Matius 21:23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?") Namun kuasa Yesus bukan hanya dalam bentuk mujizat saja. Kuasa atas alam, kuantitas, kualitas .....termasuk atas kelemahan dan penderitaan dan kematian. Mujizat dan hikmat menbuat pengajaran Yesus dapat melenyapkan segala kelemahan manusia.
Pengajaran Yesus memberikan kepeloporan dalam mengajar. Mengajar adalah melepaskan dari kelemahan, dari ikatan dan siklus lingkaran penderitaan. Pengajaran Yesus bukan berdasarkan kekuatan manusia semata.
Sebagai murid Yesus, Dia telah memberikan Roh yang tidak terbatas kepada kita untuk mengajar (Yoh 3:34). Hanya dengan pertolongan Roh-Nya akan dapat mengikuti jejak teladan Yesus dalam mengajar, yakni mengajar dengan hikmat dan kuasa. Dia mengajar dengan sepenuh hati dan Bapa hadir dalam pengajaran yang dilakukan Yesus.
Dalam pengajaran, memberikan tempat kepada ajaran Yesus dan Roh Allah membuat pengajaran akan berbeda dan memberi warna pembebasan dari Allah menyapa kita yang terlibat dalam proses belajar -mengajar.
sumber : weruah.wordpress.com/2010/12/25/kepeloporan-pengajaran-yesus/
Publikasi Perdana ~> Sat, 25 Dec 2010 03:57:56 +0000
Pengajaran Yesus menarik perhatian orang banyak. Orang banyak melihat pekerjaan Yesus yang memiliki kepeloporan dan pembaharuan dalam memberikan pengajaran di bandingkan pengajar lainnya di Israel pada masanya. Orang banyak lebih melihat pekerjaannya, dimana apa yang dikatakan berdasarkan cerita Firman Allah nyata dalam keseharian mereka. Yesus mengajar orang banyak dan mereka menjadi takjub. Hal yang membuat takjub berdasarkan nats di atas adalah hikmat dan kuasa dalam mengajar.
Dalam masyarakat Yesus hidup, seluruh kekuasaan Yahudi terletak kepada orang Farisi, Saduki, para imam kepala dan ahli Taurat dan mereka semua terlibat aktif dalam mengajar orang Yahudi tentang banyak hal. Mereka mengajar dengan memiliki maksud diluar tujuan hakekat mengajar yakni merebut kekuasaan, pengaruh masyarakat Yahudi sebanyak-banyaknya.
Yesus mengajar tidak mencari publisitas, ketenaran dan kedudukan kuat dalam sistem sosial masyarakat. Dia datang menjadi manusia, mengajar agar manusia mengenal kebenaran dan hal yang mengagetkan bahwa Akulah Kebenaran itu sehingga bukan hanya menunjukkan kebenaran, pedoman, aturan, jalan atau Taurat melainkan AKU inilah. (Yohanes 14:6 ,"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku")
Pengajaran Yesus memiliki kesamaan dengan orang Farisi dalam hal kal vachomer, sebuah prinsip berhubungan dengan menarik kesimpulan dari sesuatu yang tidak begitu jelas sekali dari sesuatu yang nyata dan sudah diketahui.
Yesus yang lahir di lingkungan Yahudi dan sepenuhnya mengenal ajaran para rabi dan dalam mengajarnya mempunyai kesamaan dalam kesustraan para rabi. Namun persamaan ada perbedaan mendasar dalam hikmat yang disampai Yesus dengan para rabi, seperti Hillel. Yesus mengajarkan dalam cara positif sedangkan para rabi, yang dipelopori negatif. Contoh : Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat 7:12), sedangkan Hillel ,"Apapun yang membangkitkan rasa bencimu, jangan perbuat itu kepada sesamamu. Inilah isi seluruh Torah. Hikmat Yesus, dapat mengatasi jebakan yang dibuat oleh orang yang hendak menjatuhkan Yesus. Contoh : Matius 22:15-18. (15) Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. (16) Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. (17) Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (18) Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik.
Dengan hikmat-Nya, Yesus mengajar kebenaran meskipun bersumber dari rekayasa yang dibuat untuk menjebak. Hikmatnya melampaui pengertian dan pertimbangan. Dia mengenal hati/motivasi manusia yang datang kepada-Nya. Yohanes ,"3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya". Hikmat Yesus berbeda dengan manusia yang diwakili dengan orang Farisi. Yesus berasal dari sorga, Dia menceritakan sorga yang sesungguhnya karena Dia adalah Firman yang menjadi manusia. Yesus bukanlah berkata tentang sorga, kebenaran karena mimpi, penglihatan, wahyu, ilham, ... namun Dia adalah Firman dan datang dari Atas. [Yohanes 3:32-34. (32) Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas] Kuasa yang dikenal dengan mujizat menyertai dalam pengajaran Yesus. (Matius 21:23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?") Namun kuasa Yesus bukan hanya dalam bentuk mujizat saja. Kuasa atas alam, kuantitas, kualitas .....termasuk atas kelemahan dan penderitaan dan kematian. Mujizat dan hikmat menbuat pengajaran Yesus dapat melenyapkan segala kelemahan manusia.
Pengajaran Yesus memberikan kepeloporan dalam mengajar. Mengajar adalah melepaskan dari kelemahan, dari ikatan dan siklus lingkaran penderitaan. Pengajaran Yesus bukan berdasarkan kekuatan manusia semata.
Sebagai murid Yesus, Dia telah memberikan Roh yang tidak terbatas kepada kita untuk mengajar (Yoh 3:34). Hanya dengan pertolongan Roh-Nya akan dapat mengikuti jejak teladan Yesus dalam mengajar, yakni mengajar dengan hikmat dan kuasa. Dia mengajar dengan sepenuh hati dan Bapa hadir dalam pengajaran yang dilakukan Yesus.
Dalam pengajaran, memberikan tempat kepada ajaran Yesus dan Roh Allah membuat pengajaran akan berbeda dan memberi warna pembebasan dari Allah menyapa kita yang terlibat dalam proses belajar -mengajar.
sumber : weruah.wordpress.com/2010/12/25/kepeloporan-pengajaran-yesus/
Publikasi Perdana ~> Sat, 25 Dec 2010 03:57:56 +0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar