Elyse Fitzpatrick, Jim Newheiser dengan DR. Laura Hendrickson menulis buku "When Good Kids Make Bad Choise" dengan tujuan mendidik buah hati dalam iman Kristen sekaligus menolong dan memberi harapan bagi orang tua yang remuk hatinya. Buku ini diterbitkan oleh penerbit PT. Trans Media dengan email: redaksi@transmediapustaka.com atau di www.transmediapustaka.com Alih bahasa oleh Amelia Lusia dengan distributor PT. Agro Media Pustaka. Cetakan pertama tahun 2006. No buku ISBN 979-104-345-0, klasifikasi Religius Kristiani-Parenting. Buku ini pertama diterbitkan pada tahun 2005 dengan situs penerbit www.harvesthousepublisher.com
Buku ini memiliki sasaran khusus. Sasarannya adalah orang tua yang remuk hatinya menghadapi anaknya. Dengan mengutip prolog buku "Untuk semua saudara dan saudari yang menderita: Allahmu yang bertahta juga Allah yang menderita, yang merasakan sakitnya kehilangan anak dan yang akan melangkah bersamamu melewati kepiluan ini. Semoga kehadiran-Nya menenangkan dan membuat hatimu tabah." Dengan meningkatnya permasalahan anak-anak, buku ini menjadi angin segar dalam membina orang tua menghadapi anak yang menyusahkan.
Dalam logika berpikir secara umum adalah kenakalan anak disebabkan kenakalan orang tua tetapi terkadang ada pengecualian. ( Yeh 8:20) Anak yang menyusahkan sekalipun telah dibina orang tua adalah sesuatu yang dapat dimengerti, sebab menurut Alkitab tidak ada anak yang "Baik" ( Kej 8:21; Mzm 51:5; Rm 3:10-12) dan hanya Tuhan yang ideal. Secara sederhana, seseorang menjadi orang tua dikarenakan sebatas kronologis dan biologis tetapi tidak menyangkut hal lain seperti : orang tua secara psikologis, orang tua secara sosiologis, orang tua secara ekonomis atau orang tua secara spritual.
Dalam kajian yang disajikan oleh para penulis dalam bukunya tidak menyentuh pembahasan orang tua secara ekonomis dan lebih memusatkan perhatian kepada aspek spritual yakni iman Kristen sekalipun tersirat hal-hal yang berkenaan faktor psikologis dan sosiologi. Menjadi orang tua acapkali dimengerti sangat dangkal sebab yang dibicarakan hanya menekankan aspek biologis - keturunan.
Dalam buku ini tidak menbatasi usia anak sehingga buku ini bukan saja untuk pasangan muda dan pasangan yang baru menjadi orang tua tetapi juga ditujukan untuk setiap orang tua yang bergumul dengan anaknya yang dianggap menyusahkan. Buku ini bukan ditujukan untuk orang tua yang kehilangan pasangan hidupnya dalam mengasuh anak atau alami perceraian dan atau yang mengalami tekanan diskriminasi dari masyarakat sehingga semua orang tua dapat memetik manfaat dari buku ini. Anak bertumbuh dari keluarga dan masuk ke masyarakat pada umumnya.
Dalam buku tersaji kisah-kisah keluarga hamba-hamba Tuhan yang spesialis dalam pendidikan Kristen mendidik anaknya secara dini kemudian mempertanyakan sejumlah ayat Alkitab. Ayat itu seperti Amsal 22:6; Ef 6:4. Keluarga diperhadapkan dengan mimpi buruk. Ditengah mimpi buruk, penulis menyaksikan bahwa Allah bekerja membuat segala sesuatu menjadi indah. Banyak orang tua melahap pengajaran mendidik anak diperhadapkan bahwa hanya Tuhan memiliki jawaban yang dibutuhkan. Melalui sejumlah pertanyaan kritis yang diajukan penulis mengapa sampai anak berlaku menyedihkan, pembaca dengan sasaran orang tua diarahkan untuk bersedia merangkul impian yang berbeda. Penulis hanya menyadarkan pembaca untuk ingat bahwa berkat dan rahmat Tuhan akan menjangkau hidup Anda hari ini dan memiliki harapan hari esok karena kasih Allah dan kekuatan-Nya sungguh besar.
Penulis membagi buku menjadi tiga pokok pembahasan pengajaran terhadap orang tua yang dilengkapi lampiran yang penting diketahui oleh orang tua. Materi yang tersaji dalam buku meliputi :
Para penulis cenderung memiliki keyakinan bahwa orang tua pasti segera memikirkan anak yang menyusahkan tersebut dengan segmen pembaca langsung tertuju kelompok orang tua kristen. Dalam mencapai sasaran menjadi orang tua yang memiliki ketenangan dan keariefan, penulis memaparkan kondisi berlawanan.
Penyimpangan mendapatkan ketenangan yang dibahas dalam buku, antara lain: Apakah orang tua yang baikdijamin anaknya juga baik? Apakah tepat pendisiplinan anak ke arah yang seharusnya? Bagaimana jika anak memilih keputusan seperti Kain atau Israel dalam Yesaya 1:2? Apa yang harus dilakukan saat keluarga pecah kerena permasalahan anak-anak? Pernikahan mendambakan ketenangan, namun ketenangan perlu kearifan dan perjuangan segenap anggota keluarga untuk mengalahkan ketakutan, rasa malu, keributan berikut amarah serta bertumpuknya masalah yang siap merampas ketenangan.
Penulis buku bersandar pada Mazmur 127:3; mempertanyakan janji Allah, tetapi juga teringat bahwa ketidak-tenangan yang muncul adalah sesuatu yang manusiawi ( 1Kor 10:13). Atas permasalah ini, ada tiga faktor yang ditemukan agar sesuatu menjadi baik. Faktor tersebut diantaranya :
Faktor kehidupan yang rendah hati dalam bentuk tindakan seperti : memandang salib kristus, saling memaafkan, bekerja dalam satu tim yang dilakukan segenap anggota keluarga sangat diperlukan. Kerendahan hati akan tergambar dalam sikap sehari-hari justru saat adanya pertempuran spritual di dalam rumah tangga sehingga menarik untuk dicermati adalah peperangan spritual dengan menjunjung kerendahan hati adalah sesuatu yang harus dilalui untuk hidup dalam ketenangan dan kearifan.
Dalam buku, juga banyak memberikan pesan-pesan lain yang tidak kalah menarik yang diperlukan dalam membesarkan anak yang bermasalah dan orang tua tumbuh dalam pengharapan dan menemukan pertolongan-nya. Untuk menuntun orang tua dalam menyusun angan-angan, para penulis memberikan juga tabel pengharapan yang masuk akal sehingga tidak ada salahnya orang tua yang memiliki anak yang bermasalah memiliki dan mempelajari buku ini.
Sumber: weruah.wordpress.com/2009/08/22/hati-yang-remuk-hadapi-anak-bermasalah/
Publikasi: Sat, 22 Aug 2009 02:46:52 +0000
Buku ini memiliki sasaran khusus. Sasarannya adalah orang tua yang remuk hatinya menghadapi anaknya. Dengan mengutip prolog buku "Untuk semua saudara dan saudari yang menderita: Allahmu yang bertahta juga Allah yang menderita, yang merasakan sakitnya kehilangan anak dan yang akan melangkah bersamamu melewati kepiluan ini. Semoga kehadiran-Nya menenangkan dan membuat hatimu tabah." Dengan meningkatnya permasalahan anak-anak, buku ini menjadi angin segar dalam membina orang tua menghadapi anak yang menyusahkan.
Dalam logika berpikir secara umum adalah kenakalan anak disebabkan kenakalan orang tua tetapi terkadang ada pengecualian. ( Yeh 8:20) Anak yang menyusahkan sekalipun telah dibina orang tua adalah sesuatu yang dapat dimengerti, sebab menurut Alkitab tidak ada anak yang "Baik" ( Kej 8:21; Mzm 51:5; Rm 3:10-12) dan hanya Tuhan yang ideal. Secara sederhana, seseorang menjadi orang tua dikarenakan sebatas kronologis dan biologis tetapi tidak menyangkut hal lain seperti : orang tua secara psikologis, orang tua secara sosiologis, orang tua secara ekonomis atau orang tua secara spritual.
Dalam kajian yang disajikan oleh para penulis dalam bukunya tidak menyentuh pembahasan orang tua secara ekonomis dan lebih memusatkan perhatian kepada aspek spritual yakni iman Kristen sekalipun tersirat hal-hal yang berkenaan faktor psikologis dan sosiologi. Menjadi orang tua acapkali dimengerti sangat dangkal sebab yang dibicarakan hanya menekankan aspek biologis - keturunan.
Dalam buku ini tidak menbatasi usia anak sehingga buku ini bukan saja untuk pasangan muda dan pasangan yang baru menjadi orang tua tetapi juga ditujukan untuk setiap orang tua yang bergumul dengan anaknya yang dianggap menyusahkan. Buku ini bukan ditujukan untuk orang tua yang kehilangan pasangan hidupnya dalam mengasuh anak atau alami perceraian dan atau yang mengalami tekanan diskriminasi dari masyarakat sehingga semua orang tua dapat memetik manfaat dari buku ini. Anak bertumbuh dari keluarga dan masuk ke masyarakat pada umumnya.
Dalam buku tersaji kisah-kisah keluarga hamba-hamba Tuhan yang spesialis dalam pendidikan Kristen mendidik anaknya secara dini kemudian mempertanyakan sejumlah ayat Alkitab. Ayat itu seperti Amsal 22:6; Ef 6:4. Keluarga diperhadapkan dengan mimpi buruk. Ditengah mimpi buruk, penulis menyaksikan bahwa Allah bekerja membuat segala sesuatu menjadi indah. Banyak orang tua melahap pengajaran mendidik anak diperhadapkan bahwa hanya Tuhan memiliki jawaban yang dibutuhkan. Melalui sejumlah pertanyaan kritis yang diajukan penulis mengapa sampai anak berlaku menyedihkan, pembaca dengan sasaran orang tua diarahkan untuk bersedia merangkul impian yang berbeda. Penulis hanya menyadarkan pembaca untuk ingat bahwa berkat dan rahmat Tuhan akan menjangkau hidup Anda hari ini dan memiliki harapan hari esok karena kasih Allah dan kekuatan-Nya sungguh besar.
Penulis membagi buku menjadi tiga pokok pembahasan pengajaran terhadap orang tua yang dilengkapi lampiran yang penting diketahui oleh orang tua. Materi yang tersaji dalam buku meliputi :
- Menjadi orang tua yang memiliki ketenangan dan kearifan.
- Menjadi orang tua yang memahami jalan yang ditempuh oleh anak-anak.
- Menjadi orang tua yang memiliki kesepakatan yang bijak dengan anak-anak.
Para penulis cenderung memiliki keyakinan bahwa orang tua pasti segera memikirkan anak yang menyusahkan tersebut dengan segmen pembaca langsung tertuju kelompok orang tua kristen. Dalam mencapai sasaran menjadi orang tua yang memiliki ketenangan dan keariefan, penulis memaparkan kondisi berlawanan.
Penyimpangan mendapatkan ketenangan yang dibahas dalam buku, antara lain: Apakah orang tua yang baikdijamin anaknya juga baik? Apakah tepat pendisiplinan anak ke arah yang seharusnya? Bagaimana jika anak memilih keputusan seperti Kain atau Israel dalam Yesaya 1:2? Apa yang harus dilakukan saat keluarga pecah kerena permasalahan anak-anak? Pernikahan mendambakan ketenangan, namun ketenangan perlu kearifan dan perjuangan segenap anggota keluarga untuk mengalahkan ketakutan, rasa malu, keributan berikut amarah serta bertumpuknya masalah yang siap merampas ketenangan.
Penulis buku bersandar pada Mazmur 127:3; mempertanyakan janji Allah, tetapi juga teringat bahwa ketidak-tenangan yang muncul adalah sesuatu yang manusiawi ( 1Kor 10:13). Atas permasalah ini, ada tiga faktor yang ditemukan agar sesuatu menjadi baik. Faktor tersebut diantaranya :
- Orang tua yang bertanggung jawab atas kerendahan hati dan kepatuhan.
- Anak-anak yang bertanggung jawab dengan kerendahan hati terhadap keputusan yang diambil.
- Kehadiran Allah. Allah setia terhadap janji-Nya dan terwujud bila menyerahkan pengendalian dan kekuasaan serta tujuan kepada-Nya.
Faktor kehidupan yang rendah hati dalam bentuk tindakan seperti : memandang salib kristus, saling memaafkan, bekerja dalam satu tim yang dilakukan segenap anggota keluarga sangat diperlukan. Kerendahan hati akan tergambar dalam sikap sehari-hari justru saat adanya pertempuran spritual di dalam rumah tangga sehingga menarik untuk dicermati adalah peperangan spritual dengan menjunjung kerendahan hati adalah sesuatu yang harus dilalui untuk hidup dalam ketenangan dan kearifan.
Dalam buku, juga banyak memberikan pesan-pesan lain yang tidak kalah menarik yang diperlukan dalam membesarkan anak yang bermasalah dan orang tua tumbuh dalam pengharapan dan menemukan pertolongan-nya. Untuk menuntun orang tua dalam menyusun angan-angan, para penulis memberikan juga tabel pengharapan yang masuk akal sehingga tidak ada salahnya orang tua yang memiliki anak yang bermasalah memiliki dan mempelajari buku ini.
Sumber: weruah.wordpress.com/2009/08/22/hati-yang-remuk-hadapi-anak-bermasalah/
Publikasi: Sat, 22 Aug 2009 02:46:52 +0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar