וַתֹּאמֶר שָׂרַי אֶל־אַבְרָם הִנֵּה־נָא עֲצָרַנִי יְהוָה מִלֶּדֶת בֹּא־נָא אֶל־שִׁפְחָתִי אוּלַי אִבָּנֶה מִמֵּנָּה וַיִּשְׁמַע אַבְרָם לְקֹול שָׂרָי׃
Sarai diperhadapkan dengan tantang kesabaran untuk menunggu janji Tuhan yang telah berusia 10 tahun keliarnya dari Mesir dan puluhan tahun dari tanah Ur Kasdim. Sarai telah tidak mengalami siklus haid, menampakan rasa frustasinya atas kemandulan yang diderita.
Clarke's Commentary on Alkitab menyatakan bahwa Sarai memiliki hamba perempuan, orang Mesir - Sebagai Hagar adalah seorang Mesir, dugaan St Chrysostom adalah sangat mungkin. bahwa dia adalah salah satu budak perempuan yang Firaun memberikan kepada Abram ketika ia Lewi di Mesir; lihat Kejadian 12:16. nama Hagar הגר nya menandakan orang asing atau orang asing, dan kemungkinan dia mendapat nama ini dalam keluarga Abram, sebagai kata tersebut Ibrani murni. Sedangkan Barnes menyatakan.... - Hagar mungkin diperoleh, sepuluh tahun sebelum, selama mereka tinggal di Mesir. "Tuhan telah menahan aku." Itu adalah alami untuk pikiran kuno untuk mengenali kekuatan dan kehendak Allah dalam segala hal. "Aku akan dibangun olehnya," אבנה 'ıbāneh, dibangun sebagai fondasi rumah, dengan penambahan putra atau putri (בנים bānıym atau בנית bānot). Dia pikir dia atau ingin memiliki bagian dalam janji, jika tidak oleh dirinya secara pribadi, namun melalui pembantunya.
Keil and Delitzsch Biblical Commentary on the Old Testament menyatakan sebagai ahli waris janji lineal (Kejadian 15:4) tampaknya tidak mungkin dipenuhi, bahkan setelah perjanjian telah dibuat, Sarai diselesaikan, sepuluh tahun setelah mereka masuk ke Kanaan, untuk memberikan Hagar pembantunya orang Mesir pada suaminya, bahwa jika mungkin ia mungkin "akan dibangun olehnya," yaitu, memperoleh anak, yang mungkin menemukan sebuah rumah atau keluarga (Kejadian 30:3).
Resolusi itu tampaknya sebuah kebijaksanaan, dan menurut kebiasaan Timur, akan ada ada yang salah dalam melaksanakannya. Oleh karena itu Abraham menyetujui tanpa perbantahan, karena, seperti Maleakhi (Maleakhi 2:15) mengatakan, dia meminta benih yang dijanjikan oleh Allah. Tapi mereka keduanya segera belajar, bahwa pikiran mereka adalah pikiran manusia dan tidak berasal dari Allah, dan bahwa keinginan mereka dan tindakan tidak sesuai dengan janji ilahi.
Sarai, pencetus rencana, adalah yang pertama mengalami akibat buruk tersebut. Ketika pelayan itu dengan anaknya dari Abram, "majikannya menjadi kecil di matanya." Ketika Sarai mengeluh kepada Abram dari penghinaan dia terima dari pembantunya (berkata, "salah saya," berbuat salah kepada saya, "datang kepadamu," cf Yeremia 51:35;. Kejadian 27:13), dan dipanggil TUHAN untuk menilai antara dia dan suaminya,
Sarai dan Abram yang selama hidupnya telah mengalami banyak peristiwa berjalan bersama bersama Tuhan menghadapi tantang hidup beriman yang merujuk kepada kehendak dan kuasa Allah, karena, sebagai anak-anak adalah hadiah, dan warisan dari dia, Mazmur 127:3, sehingga kehendak-Nya dan kesenangan kadang-kadang dapat menahan ini berkat dari mereka yang sangat berkeinginan dari mereka.
Dalam setiap hubungan dan situasi dalam hidup ada beberapa peristiwa bagi kita untuk menanggung banyak dari pelaksanaan iman terdiri di sabar menyampaikan, dalam menunggu waktu Tuhan, dan memikul salib kehinaan.
Sarai dan Abram terlihat jemu mendengar nasihat Firman dan Jemu berdoa meminta konfirmasi dalam menantikan janji Tuhan kepada kita, pelajaran bagi kita agar selalu meminta nasihat Tuhan dengan firman-Nya dan doa, dan percaya tanpa jemu.
Sarai dan Abram kemudian masuk kedalam dunia nalar yang membuat mereka mendapatkan masalah kelak di kemudian hari. Jalan Tuhan berbeda dengan jalan manusia. Jalan Tuhan tidak dapat diselami. Hal yang sama terjadi dengan waktunya Tuhan.
Abram dan Sarai yang kemudian menjadi Bapa orang beriman, mengalami ujian dalam hidup beriman yang rumit dan panjang. Kita yang dipilih menjadi umatNya, Dia inginkan kita hidup oleh iman. Dia membentuk dan memproses kita sedemikian rupa agar kita menjadi layak disebut orang beriman. Proses yang terjadi dalam kehidupan Sarai dan Abram adalah contoh bagi kita bahwa hanya oleh anugerah saja kita memdapatkan janji Allah.
Janji Allah yang khusus dan yang sangat berharga hanya di peroleh lewat percaya dan anugerahNya yang diberikan menurut cara dan waktu Tuhan bukan berdasarkan pemikiran manusia untuk mendapatkan janjiNya dengan cara dan waktu kita.
Berjalan bersamaNya .... melihat cara-Nya dan waktu-Nya akan menghasilkan pujian dan syukur yang selalu dikenang saat Dia menyatakan apa yang dijanjikan dan kita mendapatkan apa yang diharapkan berdasarkan pengharapan dan iman kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar