- Hindu. Sumber kejahatan itu harus dicari pada avidya, ketidaktahuan. Kejahatan itu hanya semu saja. Manusia, buta karena ketidaktahuan itu, menganggap kejahatan sebagai kenyataan. Tetapi sebenarnya kejahatan itu tidak ada. Swami Vivekananda, seorang penulis Hindu yang terkenal, pernah menulis:" Satu-satunya dosa ialah menyebut manusia sebagai orang berdosa. Maksudnya ialah, bahwa dosa itu tidak ada kenyataannya dan pikiran bahwa manusia itu orang berdosa, itu hanya berdasarkan ketidaktahuan dan prasangka belaka.
- Buddha. Mencari asal kejahatan di dalam "tanha", nafsu, keinginan, yang mengerakkan proses Bhava ( menjadi).
- Parsi. Kembali ke dalam sejarah berupa berbagai pandangan tentang dunia yang dualistis seperti Manicheisme dan Marcionisme, menganggap bahwa asalnya kejahatan terdapat di dunia dewa-dewa. Menerut agama ini, ada dewa yang baik dan dewa yang jahat. Jadi dewa itulah yang dianggap sebagai sumber kejahatan.
- Dialektis-materialis. Mencari asalnya kejahatan di dalam keadaan sosial-ekonomi. Jika sosial-ekonomi berubah, maka manusia pun berubahlah. Sistem baru melahirkan pula manusia baru. Sistem-Sovyet melahirkan"manusia-Sovyet". Dan "Negara Bahagia" melahirkan manusia sempurna. Jadi dosa itu tidak terletak pada manusia, tetapi pada keadaan. (berkembang di negara Soviet di masa komunis)
- Dosa menurut Alkitab. Kata terbanyak digunakan untuk mengambarkan dosa dalam bahasa Yunani adalah amartia dan bahasa Ibrani adalah chet atau chatta. Amartia berarti : luncas ( luput, tidak mengena sasaran, menyeleweng dari tujuan); seperti anak panah dapat tidak mengena sasarannya, begitulah pila manusia yang berdosa itu tidak mencapai tujuannya. Kata lain yang identik dengan dosa adalah anomia ( tidak berhukum), asebeia (kefasikan) Manusia telah meleset dari tujuan dan harapan Allah menciptakan manusia dengan menentang ketetapan Allah yang berarti memiliki kesombongan terhadap Allah yang mengakibatkan meluapnya hawa nafsu.
Pustaka : Dr. Nazarius Rumpak & Alexander A Soan S.th, Pendidikan Agama Kristen Protestan, Jakarta:Karunika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar